Batu Satam Terpendam di Kedalaman 50 meter
Kerajinan Batu Satam dari batu Meteor Khas Pulau Belitung (Belitong)
Sebuah batu Meteor besar melebihi bumi atau lebih dikenal oleh para
ahli Astronomi Armageddon terdeteksi dari setelit luar angkasa meluncur
ke bumi dengan kecepatan yang sangat luar biasa, batu meteor itu
diperkirakan dalam beberapa bulan kemudian akan menabrak dan
menghancurkan bumi dan seisinya para Ahli astronomi ruang angkasa
berkumpul untuk menyelamatkan bumi dari kehancuran itu, Batu meteor
tersebut hanya bisa dihancurkan dengan menanamkan bom nuklir ke dalam
lapisan batu meteor tersebut, lalu para astronot meluncur untuk
melakukan misi tersebut, Cahaya kemilauan terlihat dari bumi dan batu
meteor tersebut terpecah menjadi dua, sepihanya batu meteor menghantam
bumi menghancurkan gedung-gedung di berbagai Negara namum bumi
terselamatkan dari benturan dasyat. Tulisan diatas merupakan adegan dari
film Hollywood, yaitu Armageddon.
Namun di Pulau Belitung serpihan batu Meteor dari langit merupakan
daya tarik sendiri sebagai batu yang unik untuk hiasan yang dipasangkan
pada emas, seperti kalung, giwang, bros cincin, tongkat komando dan
tasbih oleh pengerajin perhiasan yang lebih dikenal dengan istilah
kerajinan Satam, salah satunya pengerajin tersebut adalah Firman
Zulkarnain yang biasa dipanggil Firman Satam pria kelahiran pulau
Belitung ini yang tinggal di desa Pangkalalang Tanjungpandan telah
menekuni usaha ini selama 19 tahun dan telah membawa nama pulau Belitung
dikenal secara Nasional maupun Internasional lewat berbagai pameran
baik didalam negeri ataupun diluar negeri, berbagai penghargaan telah
diterimahnya salah satunya adalah penghargaan Asean Development Citra
Award 2007-2008, yang di anugrahi oleh Asean programme Consultant
Indonesia Consortium. Dan firman pun selalu tidak melewati setiap acara
akbar ulang tahun kota Jakarta yaitu Jakarta Internasional Exfo, walau
tanpa dukungan dari pemerintah daerah kabupaten Belitung. Sebagai bentuk
promosi souvenir satam, seperti kali ini di Jakarta Fair 2008 Firman
mewakili Kabupaten Belitung di stand Propinsi Bangka Belitung begitu
menurut Firman para pengunjung sangat antusias untuk membeli ataupun
sekedar melihat-lihat kerajinan satam yang berbagai bentuk, Sovenir
satam yang di jual firman dari harga 100 ribu sampai satu juta rupiah,
namun dipasaran banyak juga satam yang palsu di jual dari orang-orang
yang tidak bertanggung jawab demi mendapatkan keuntungan, untuk
mengetahui satam yang asli letakan telapak tangan diatas satam maka akan
terasa medan energi.
Soevenir Satam ini mungkin hanya satu-satunya yang ada didunia yang
berasal dari pulau Belitung, meski demikian tidaklah mudah untuk
mendapatkan satam di pulau Belitung untuk dijadikan kerajianan, biasanya
para pengerajin mendapatkan Batu satam dari para penambang timah darat,
mereka menemukan satam ini secara kebetulan dari perut bumi dengan
kedalaman 50 meter, yang terbawah oleh pipa pompa penghisap air yang
akan di arahkan kesakan yaitu tempat untuk memisahkan pasir dan timah.
Istilah satam diambil oleh bahasa warga keturunan china yang berada di
pulau Belitung SA yang artinya pasir sedangkan TAM artinya empedu. Jadi
satam berarti empedu pasir sedangkan warga pribumi Belitung sendiri
mengartikan satam adalah Batu hitam. Namun keterangan dari buku de
Ontwikkeling Van het Eiland Bilitton, Van De Billiton maatschappij
karangan door J C mollema yang diterbitkan S graven Maartinus Nijhoff
1922 . seorang berkebangsaan Belanda yang bernama Ir.N Wing Eston dari
akademi Amesterdam Belanda menamain bebatuan meteor ini dengan istilah
Billitonite yang artinya batu pulau Belitung, batu ini berasal dari luar
angkasa meledak beberapa ribu tahun yang lalu dan sepihan-sepihan kecil
partikel kaca berkilauwan bagai hujan jatuh kebumi menyebar ke beberapa
daerah seperti pulau Jawa didekat Solo, Arab, Australia, Cekoslowakia
lalu terbenam didalam permukaan tanah hingga air memahat bebatuan ini
membentuk guratan-guratan berupa ukiran-ukiran alami yang indah,
sedangakan warna hitam dari batu ini berasal dari pencampuran zat asam
karbon dan zat mangan meski demikian tidak diketemukan lagi bebatuan ini
didaerah lain selain Pulau Belitung untuk di buat berbagai kerajianan
perhiasan.
Batu satam juga di kalangan masyarakat Belitung dipercaya mempunyai
kekuatan magis sebagai penangkal penolak racun dan unsur makhluk-gaib
berupa jin, untuk hal ini boleh percaya atau tidak namun sebagian
wisatawan yang berkunjung ke pulau ini selalu ingin menyempatkan diri
membeli Souvenir ini sebagai cendramata khas Pulau Belitung
Written BY : Ki Agus Wahyudi di Begalor.com
Diangkat dari Website Universitas Bangka Belitung
Tidak ada komentar:
Posting Komentar